Profil Desa Manggis
Ketahui informasi secara rinci Desa Manggis mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Manggis, Leksono, Wonosobo. Mengupas potensi agribisnis buah manggis sebagai komoditas unggulan, sinergi dengan pertanian palawija dan peternakan, serta prospek pengembangan agrowisata dan industri olahan berbasis buah tropis.
-
Sentra Buah Manggis Berkualitas
Sesuai namanya, Desa Manggis merupakan salah satu pusat utama penghasil buah manggis di Kecamatan Leksono, di mana komoditas ini menjadi sumber pendapatan musiman andalan dan ikon agrikultur desa.
-
Ekonomi Agraris Terdiversifikasi
Selain manggis, perekonomian desa ditopang oleh pertanian yang beragam, meliputi tanaman pangan (padi, palawija), buah-buahan lain (duku, rambutan), dan sektor peternakan skala rumah tangga yang terintegrasi.
-
Potensi Agrowisata dan Hilirisasi
Desa ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi agrowisata petik buah, khususnya manggis, serta peluang untuk meningkatkan nilai tambah melalui industri pengolahan produk turunan seperti jus, sirup, dan ekstrak kulit manggis.
Di antara suburnya perbukitan Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, terhampar sebuah desa yang namanya mencerminkan kekayaan alam yang terpendam di dalamnya: Desa Manggis. Desa ini adalah representasi dari sebuah surga hortikultura tropis, di mana pohon-pohon manggis yang rimbun tumbuh subur, menjanjikan rezeki manis bagi warganya. Sebagai salah satu sentra penghasil "Ratu Buah", Desa Manggis membangun fondasi ekonominya dari hasil kebun, yang dipadukan dengan kearifan dalam mengolah lahan untuk tanaman pangan dan beternak. Dengan potensi agribisnis yang kuat, desa ini menatap masa depan yang cerah sebagai pemasok buah berkualitas sekaligus calon destinasi agrowisata yang eksotis.
Kondisi Geografis dan Tatanan Demografi
Desa Manggis secara geografis terletak di wilayah dengan topografi bergelombang, pada ketinggian yang ideal untuk pertumbuhan optimal tanaman buah-buahan tropis seperti manggis, duku dan rambutan. Iklim yang sejuk dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun menjadi faktor pendukung utama kesuburan lahan di desa ini. Luas wilayah Desa Manggis adalah sekitar 2,21 kilometer persegi atau 221 hektare. Pemanfaatan lahannya terbagi secara proporsional antara sawah tadah hujan, tegalan atau kebun campuran, dan permukiman.Secara administratif, Desa Manggis berada di posisi sentral di Kecamatan Leksono. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Kelurahan Leksono. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Kalimendong. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Timbang dan Desa Pacarmulyo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jlamprang.Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Manggis ialah sekitar 4.316 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya tergolong sangat padat, yakni mencapai 1.953 jiwa per kilometer persegi. Tingginya angka kepadatan ini mendorong intensifikasi pemanfaatan lahan dan diversifikasi sumber pendapatan di luar pertanian primer. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, pekebun, dan sebagian kecil sebagai pedagang dan perajin.
Tata Kelola Pemerintahan dan Fokus pada Potensi Lokal
Pemerintahan Desa Manggis, yang terdiri dari Kepala Desa, perangkat desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), menjalankan program-program pembangunan yang selaras dengan potensi utama wilayahnya. Dalam setiap Musyawarah Desa untuk perencanaan pembangunan (Musrenbangdes), penguatan sektor pertanian dan perkebunan selalu menjadi agenda prioritas. Dukungan pemerintah desa diwujudkan melalui perbaikan infrastruktur penunjang, seperti jalan usaha tani dan saluran irigasi sederhana, untuk memastikan kelancaran aktivitas produksi dan distribusi hasil panen.Selain itu, pemerintah desa juga aktif memfasilitasi pembentukan dan pemberdayaan Kelompok Tani (Poktan). Melalui Poktan, para petani mendapatkan akses terhadap penyuluhan, informasi mengenai teknik budidaya modern, serta bantuan sarana produksi dari pemerintah daerah. Ke depan, peran BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) diharapkan dapat lebih dioptimalkan untuk menjadi lembaga ekonomi yang menaungi pemasaran hasil panen secara kolektif dan merintis usaha pengolahan hasil pertanian.
Manggis sebagai Tulang Punggung Ekonomi Musiman
Sesuai dengan namanya, buah manggis adalah tulang punggung ekonomi musiman bagi masyarakat Desa Manggis. Pohon-pohon manggis yang telah berusia puluhan tahun tersebar di hampir setiap kebun dan pekarangan warga, menjadi aset produktif yang diwariskan dari generasi ke generasi. Saat musim panen raya tiba, biasanya pada awal tahun, Desa Manggis berubah menjadi pusat perdagangan buah yang ramai.Para pengepul dan pedagang dari berbagai kota akan datang langsung ke desa untuk membeli manggis dalam jumlah besar. Kualitas manggis dari Leksono, termasuk dari Desa Manggis, dikenal baik dengan kulit mulus dan rasa yang manis sedikit asam menyegarkan. Aktivitas panen ini menciptakan efek domino ekonomi, memberikan pekerjaan musiman bagi pemetik buah dan tenaga penyortir, serta menghidupkan jasa transportasi lokal.Selain manggis, kebun-kebun di desa ini juga menghasilkan buah-buahan lain seperti duku, rambutan, dan kelapa. Untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, warga memanfaatkan lahan sawah tadah hujan untuk menanam padi serta lahan tegalan untuk palawija seperti jagung dan singkong. Diversifikasi tanaman ini menjadi strategi mitigasi risiko jika terjadi gagal panen pada salah satu komoditas dan menjaga ketahanan pangan keluarga. Sektor peternakan skala rumah tangga, terutama ayam dan kambing, juga menjadi sumber pendapatan tambahan yang penting.
Kehidupan Sosial yang Rukun dalam Harmoni Agraris
Kehidupan sosial masyarakat Desa Manggis berjalan dalam ritme yang tenang dan harmonis, khas komunitas agraris. Nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong masih mendarah daging dan menjadi perekat sosial. Interaksi antarwarga terjalin erat, tidak hanya dalam hubungan bertetangga, tetapi juga dalam kegiatan-kegiatan komunal seperti kerja bakti, pengajian, dan tradisi selamatan.Kelompok Tani tidak hanya berfungsi sebagai lembaga ekonomi, tetapi juga sebagai wadah sosial tempat para petani bertukar pikiran dan menjalin silaturahmi. Suasana desa yang asri, dipenuhi rimbunnya pepohonan buah, menciptakan lingkungan hidup yang nyaman dan mendukung tumbuhnya interaksi sosial yang sehat.
Tantangan dan Prospek Cerah Agrowisata dan Hilirisasi
Tantangan utama yang dihadapi para petani di Desa Manggis adalah sifat produksi buah-buahan yang sangat musiman. Ketika panen raya, pasokan yang melimpah seringkali membuat harga di tingkat petani jatuh. Ketergantungan pada penjualan buah segar juga membuat petani memiliki posisi tawar yang lemah. Selain itu, sebagian besar pohon manggis merupakan tanaman lama, sehingga perlu ada program peremajaan untuk menjaga produktivitas di masa depan.Namun di balik tantangan tersebut, Desa Manggis menyimpan prospek yang sangat cerah. Potensi pertama adalah pengembangan agrowisata. Desa ini dapat dikembangkan menjadi "Kampung Wisata Manggis" dengan konsep petik buah langsung dari pohonnya. Pengalaman memanen sendiri buah manggis yang eksotis memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan, terutama dari perkotaan.Potensi kedua, yang tidak kalah pentingnya, adalah hilirisasi atau pengolahan produk. Buah manggis tidak harus selalu dijual segar. Daging buahnya dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti jus, sirup, selai, atau manisan. Yang lebih fenomenal adalah potensi kulit manggis, yang dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi dan sangat dicari oleh industri farmasi dan minuman kesehatan. Pengembangan industri rumahan untuk mengolah kulit manggis menjadi teh herbal atau ekstrak sederhana dapat membuka sumber pendapatan baru yang revolusioner bagi warga desa.Dengan adanya sentuhan inovasi, penguatan kelembagaan ekonomi desa seperti BUMDes, serta promosi yang gencar, Desa Manggis berpotensi besar untuk naik kelas. Desa ini tidak akan hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga menjadi produsen produk olahan dan destinasi agrowisata yang unik, yang pada akhirnya akan membawa kemakmuran yang lebih manis dari buah manggis itu sendiri.
